Pendanaan Buku 100 Tahun Gontor

JudulModel Pendidikan Islam berbasis Asrama di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri: Sebuah Upaya Membentuk Akhlak Santriwati yang Sittil Kull
Nama HibahHibah Internal Penelitian
Nama ProgramProgram 100 Tahun Gontor
Nama SkemaPendanaan Buku 100 Tahun Gontor
AbstrakSistem pendidikan Islam berbasis asrama di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri berfungsi sebagai sarana pembentukan akhlak santriwati agar menjadi pribadi sittul kull, yaitu perempuan ideal menurut perspektif Islam. Pembinaan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup aspek spiritual, intelektual, sosial, dan moral. Sistem asrama menjadi instrumen utama dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut melalui kehidupan sehari-hari yang teratur, bimbingan intensif, dan lingkungan yang mendidik. Dalam konteks pendidikan Islam kontemporer, Gontor Putri hadir sebagai lembaga yang mengintegrasikan antara pendidikan formal, informal, dan nonformal dalam satu kesatuan sistem kehidupan. Kehidupan asrama bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi menjadi ruang pendidikan sepanjang waktu 24 jam sehari. Setiap aktivitas santriwati, dari bangun tidur hingga tidur kembali, disusun dengan sistematis untuk menginternalisasi nilai-nilai akhlak Islam, kedisiplinan, tanggung jawab, kesederhanaan, serta wawasan keilmuan dan global. Hal ini menjadikan Gontor Putri unik dan relevan untuk dikaji lebih dalam sebagai model pendidikan karakter perempuan Islam. Fokus utama penelitian ini adalah menggali lebih dalam bagaimana pola pembinaan akhlak di Gontor Putri diarahkan untuk melahirkan figur santriwati yang sittul kull. Dalam tradisi keilmuan Islam klasik, sittul kull berarti "perempuan dengan segala kebaikan", yaitu perempuan yang sempurna dari sisi ibadah, akhlak, adab, pemikiran, dan kiprah sosial. Istilah ini sering disematkan sebagai profil Perempuan ideal seperti Sayyidah Khadijah, Sayyidah Aisyah, dan Sayyidah Fatimah, yang menjadi teladan utama dalam dunia perempuan Islam. Maka, pendidikan di Gontor Putri tak hanya mencetak pelajar atau intelektual, tetapi perempuan berkepribadian Islam utuh, pemimpin dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Sistem asrama di Gontor diterapkan melalui berbagai kegiatan yang terstruktur, seperti pembinaan oleh guru pembimbing, peran aktif pengurus rayon, serta keterlibatan santriwati senior dalam kehidupan sehari-hari. Seluruh aktivitas diarahkan untuk membentuk watak, menanamkan kesadaran terhadap nilai-nilai Islam, dan membangun budaya keteladanan dalam lingkungan pesantren. Buku pedoman pendidikan, kurikulum KMI (Kulliyyatu-l-Mu’allimat al-Islamiyyah), serta nilai-nilai Panca Jiwa menjadi dasar utama dalam pelaksanaannya. Salah satu kekuatan utama Gontor Putri adalah pendekatan integral dan komprehensif dalam pendidikan. Sistem asrama tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum formal dan kegiatan ekstrakurikuler. Santriwati dibina secara fisik, mental, intelektual, dan spiritual. Penanaman nilai dilakukan melalui tiga pendekatan utama: keteladanan (uswah hasanah) dari guru dan pengasuh, pembiasaan melalui aktivitas harian yang teratur, serta pengawasan kolektif oleh teman sebaya dan sistem organisasi santri. Melalui proses inilah nilai-nilai akhlak seperti kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, adab terhadap guru, dan solidaritas sosial tertanam dalam diri santriwati. Sistem kepemimpinan santriwati (organisasi pelajar pondok) juga memainkan peran penting. Dalam sistem ini, para santriwati senior diberi tanggung jawab untuk membina, mengatur, dan menjadi teladan bagi adik-adik kelasnya. Ini adalah bentuk pendidikan karakter yang mengedepankan tanggung jawab sosial, kemampuan memimpin, dan kecakapan menyelesaikan masalah dalam komunitas. Dengan demikian, pembentukan sittul kull tidak terjadi hanya secara teoritis, tetapi melalui praktik nyata dalam kehidupan bersama. Nilai-nilai Panca Jiwa Gontor juga menjadi fondasi yang mengarahkan proses pendidikan. Jiwa keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan adalah prinsip dasar yang diterapkan dalam setiap lini kehidupan pondok. Dalam konteks Gontor Putri, nilai-nilai ini menjadikan para santriwati tidak hanya religius dalam ibadah, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan, mampu bersaing di tingkat global, dan tetap berpegang pada prinsip Islam. Keunikan sistem Gontor terletak pada penolakan terhadap dualisme pendidikan, di mana ilmu agama dan ilmu umum tidak dipisahkan. Santriwati tidak hanya mempelajari fiqh, tafsir, dan akidah, tetapi juga matematika, bahasa asing, dan teknologi informasi dalam satu paket kurikulum. Dengan bekal tersebut, santriwati diarahkan untuk menjadi muslimah intelektual yang berkarakter, mampu berdialog dengan zaman tanpa kehilangan jati diri keislaman. Melalui sistem asrama yang terstruktur, berbasis nilai, dan didukung oleh lingkungan yang mendidik, Gontor Putri telah membuktikan diri sebagai model pendidikan perempuan Islam yang sukses membina pribadi sittul kull. Santriwati dididik tidak hanya menjadi pribadi yang salehah secara individu, tetapi juga siap menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Hal ini penting untuk menjawab tantangan zaman yang seringkali meminggirkan peran perempuan dalam dakwah dan pendidikan. Sistem pendidikan karakter Islam berbasis pesantren, khususnya di lingkungan pesantren putri, memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara lebih efektif. Pengalaman di Gontor Putri menunjukkan bahwa sistem asrama yang dirancang secara holistik mampu membentuk perempuan yang tangguh, beradab, dan memiliki daya saing. Model ini sejalan dengan visi ideal sittul kull dalam Islam, yang menekankan keunggulan dalam aspek spiritual, moral, dan sosial.]
PengusulDr. Neneng Uswatun Khasanah, Lc., M.Ud.
Anggota 1 Ussisa 'Alat Taqwa, M.Ag.
Anggota 2 Ussisa 'Alat Taqwa, M.Ag.
Tahun Penelitian2025
Sumber DanaUNIDA GONTOR
Dana Non DiktiIDR 0,00