Pendanaan Buku 100 Tahun Gontor

JudulProgram Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor dan Perlawanan atas Imperialisme Intelektual
Nama HibahHibah Internal Penelitian
Nama ProgramProgram 100 Tahun Gontor
Nama SkemaPendanaan Buku 100 Tahun Gontor
AbstrakGenap dua windu lebih Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor hadir dalam pentas akademia tanah air. Pendidikan dan pengajaran melalui trilogi intelektual PKU (membaca, menulis, diskusi) telah menggerakan segelintir umat Islam untuk lebih peka juga responsif terhadap tantangan dan persoalan pemikiran kontemporer berikut tradisi intelektual Islam yang menjadi pendasarannya. Sepak terjang tersebut, untuk itu hendak direfleksikan lewat tulisan yang lebih dominan bernuansa kajian pustaka dengan tetap memanfaatkan kuisoner serta wawancara sebagai bahan elaborasi. Framework tulisan ini diwarnai oleh dua konsep. Pertama, imperialisme intelektual yang dikemukan Syed Hussein Alatas. Setiap pemikiran atau fahaman (isme) yang diekspor oleh Kebudayaan Barat perlu dicermati secara relasional dan intensif sebagai penjajahan. Imperialisme intelektual tidak sekadar memalingkan secara epistemik, tetapi menjajah dan menawan jiwa manusia demi kepentingan akumulasi kuasa dan harta penjajah, yang terus bermetamorfosis. Dari sini, perkelindanan imperialisme intelektual dengan ekonomi-politik tampak kasat mata. Kedua, konsep Islamisasi dari Syed Muhammad Naquib al-Attas. Tanpa pembebasan manusia yang sebenar-benarnya, pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat otonom atau pun Islami sukar ditempuh. Melalui Islamisasi yang diajukan Naquib al-Attas, pembebasan manusia dari bias imperialisme dilangsungkan dalam kerangka nafyi’ dan isbat berbasis the worldview of Islam. Paparan di muka kemudian diperkaya dengan fakta historis-material, khususnya lewat kuisoner dan wawancara perihal capaian dan implikasi eksistensial PKU UNIDA Gontor. Walakhir, kehadiran tulisan ini semacam ikhtiyar pengembangan dan peneguhan PKU UNIDA Gontor, seperti yang disebut Antonio Gramsci sebagai “Intelektual Organik” atau oleh Arnold J. Toynbee selaku “Minoritas Kreatif” atau pun menurut Thomas Kuhn, yakni “Komunitas Ilmiah” yang memotori peradaban dan terus menyalakan obor perlawanan atas imperialisme intelektual di Tengah centang-perenang zaman.
PengusulAssoc. Prof. Dr. Khoirul Umam, M.Ec.
Anggota 1Assoc. Prof. Dr. Khoirul Umam, M.Ec.
Anggota 2 Aldy Pradhana, S.Si., M.Phil.
Tahun Penelitian2025
Sumber DanaUNIDA GONTOR
Dana Non DiktiIDR 0,00