Pendanaan Buku 100 Tahun Gontor

JudulDesain Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren: Integrasi Keilmuan, Spiritualitas, dan Kemandirian
Nama HibahHibah Internal Penelitian
Nama ProgramProgram 100 Tahun Gontor
Nama SkemaPendanaan Buku 100 Tahun Gontor
AbstrakLulusan perguruan tinggi seringkali menghadapi tantangan dalam transisi ke dunia kerja. Fenomena global ini disebabkan kurangnya keterampilan praktis maupun degradasi moral yang semakin mengkhawatirkan. Belakangan ini, tantangan yang di hadapi generasi baru dalam beradaptasi di dunia kerja adalah pemenuhan tuntutan profesional dan etika. Pelanggaran etika dan moral tidak hanya ditemukan di lingkungan Pendidikan, tetapi juga menyebar luas di bidang kehidupan dan profesi, menandakan adanya kekurangan dan kelemahan dalam sistem Pendidikan yang terlalu fokus pada pengembangan kecerdasan otak saja. Kondisi ini menyoroti urgensi pengembangan kurikulum perguruan tinggi yang tidak hanya membekali mahasiswa dengan keilmuan yang mumpuni, tetapi juga menguatkan dimensi spirituan dan kemandirian (Daulay and Salminawati 2022). Lulusan yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan zaman dapat dihasilkan melalui Pendidikan holistis yang mengintegrasikan aspek iman, ilmu dan amal. Kurikulum semacam ini dapat direalisasikam melalui sistem Pendidikan perguruan tinggi berbasis pesantren (Suriagiri 2024). Filsafat pesantren, seperti “apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan apa yang kamu rasakan adalah Pendidikan”, menceriminkan pendekatan holistic yang mengintegrasikan pengalaman sehari-hari ke dalam proses pembelajaran. Riset ini berpusat pada desain kurikulum perguruan tinggi berbasis pesantren yang menyatukan aspek keilmuan, spiritualitas, dan kemandirian (Noviana et al. 2025). Penelitin ini membahas rancangan untuk memadukan mata kuliah akademik, praktik ibadah, pembentukan karakter, dan pengembangan keterampilan hidup mandiri dalam kurikulum. Investigasi akan merangkum analisis mata kuliah umum dan khusus yang mendukung integrasi keilmuan dengan spiritualitas, serta kegiatan ekstrakurikuler dan kehidupan berasrama berkontribusi pada pembentukan kemandirian. Tema penelitian ini memiliki keterkaitan yang erat dengan semangat pendidikan pesantren yang telah lama dikenal sebagai sistem pendidikan yang tidak hanya mengembangkan aspek intelektual, tapi juga membina jiwa dan membentuk karakter mandiri (Eka, Dewi, and Hidayat 2024). Desain kurikulum yang diangkat dalam kajian ini secara langsung menyentuh nilai-nilai dasar pesantren, di mana proses pendidikan tidak berhenti di ruang kelas, melainkan berlanjut dalam kehidupan sehari-hari yang penuh disiplin, pembiasaan, dan pengawasan nilai. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan bersifat kualitatif, dengan pengumpulan data melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, dokumen akademik, serta arsip internal UNIDA Gontor. Selain itu, wawancara mendalam juga dilakukan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di lingkungan perguruan tinggi pesantren, termasuk para pengelola akademik, dosen, hingga unsur kepesantrenan (Muhammad Yusron Maulana El-Yunusi 2023). Langkah ini dilakukan untuk menggali secara utuh bagaimana integrasi antara keilmuan, spiritualitas, dan kemandirian benar-benar diterapkan dalam realitas kampus. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang utuh tentang bagaimana seharusnya sebuah kurikulum di perguruan tinggi Islam disusun, agar mampu mencetak lulusan yang tak hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang secara spiritual dan kuat dalam menghadapi dinamika kehidupan. Konsep ini tidak berhenti pada teori, tetapi diturunkan dalam bentuk praktik yang terukur dan bisa diterapkan di kampus-kampus lain yang memiliki visi serupa. Dari latar belakang tersebut, beberapa fokus utama yang akan dibahas dalam penelitian ini, meliputi Pertama, Apa dasar filosofis dari kurikulum berbasis pesantren dan bagaimana relevansinya dengan pendidikan tinggi saat ini?, Kedua, Bagaimana integrasi keilmuan diterapkan dalam sistem pembelajaran perguruan tinggi berbasis pesantren?, Ketiga, Sejauh mana dimensi spiritualitas masuk dalam struktur kurikulum dan kegiatan pembelajaran? Keempat, Apa saja strategi pembentukan kemandirian yang diterapkan kepada mahasiswa dalam model ini? Dan terakhir, bagaimana ketiga unsur ilmu, spiritualitas, dan kemandirian dijalin menjadi satu kesatuan dalam rancangan kurikulum perguruan tinggi berbasis pesantren?
PengusulAssoc. Prof. Dr. Abu Darda, S.Ag., M.Ag.
Anggota 1Assoc. Prof. Dr. Abu Darda, S.Ag., M.Ag.
Anggota 2 Moh Alwi Yusron, S.Pd.I., M.A.
Tahun Penelitian2025
Sumber DanaUNIDA GONTOR
Dana Non DiktiIDR 0,00